Sore itu Kansa, Laras, dan Sania sedang duduk di teras rumah Laras. Mereka sedang menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri mereka, dengan berimajinasi. Mereka sering melakukan hal itu.

“kalo aku jadi brilian, pasti aku bakal terkenal di seluruh dunia karena prestasi ku.” Kata Sania sambil melihat ke langit – langit teras rumah Laras. Sania terus membayangkan hal itu akan terjadi pada diirinya.
“kalo aku jadi jenius, aku akan menciptakan barang – barang yang belum pernah ada di dunia. Waah, alangkah senangnya...” Kata Sania sambil memegangi pipinya.
“huhuhu... kalo aku brilian dan jenius, aku bisa jadi ilmuwan. Dan aku terkenal di seluruh dunia.” Kata Laras sambil senyum – senyum sendiri.
“eits, tapi teman – teman, kita bisa kok mewujudkan cita – cita kita itu.” Kata Kansa percaya diri dan tersenyum. “ah masa sih?” tanya Sania tak percaya. “iya loh. Asalkan kita mau belajar bersungguh – sungguh.” Nasehat Kansa kepada teman – temannya. “ so pasti laaah, belajar itukan kunci kesuksesan.” Kata Laras tersenyum.
Karena sudah hampir maghrib, mereka bertiga pulang kerumah. Sampai rumah mereka mandi dilanjut belajar, agar bisa mewujudkan imajinasi mereka itu. Mereka selalu tekun belajar. Setiap ada perlombaan di sekolahannya, mereka selalu ikuti.
Sampai suatu saat, mereka menjadi juara internasional. Kansa menjadi juara I Mapel Bahasa Inggris. Sania juara I lomba OSN IPA. Dan Laras menjadi juara I Mapel Matematika. Wajah mereka sudah tidak asing lagi di koran. Hampir setiap tahun wajah mereka muncul di koran.
Karena mereka sudah kelas IX SMP mereka berpisah, mereka masuk di SMA Negeri yang berbeda.
Beberapa tahun kemudian, imajinasi mereka menjadi kenyataan. Mereka menjadi apa yang di imajinasikan saat di rumah Laras. Mereka bertemu saat sedang meeting bersama di suatu hotel berbintang.
Mereka sedang membicarakan tentang penciptaan “Roket”. Saat Laras dan Kansa berjabat tangan, sambil tersenyum. “Saya Laras.”perkenalan Laras. “dan saya Kansa.”Jawab Kansa. “looh, Kamu Laras?” tanya Kansa dengan penuh kerinduan. “iya, kamu Kansa ya? Ya ampun ngga nyangka ya, kamu udah berubah banget loh. Jadi pangling.” Jawab Laras, sambil duduk di ruang tamu hotel. “Ngga nyangka ya, ternyata imajinasi kita bisa jadi kenyataan.” Kata Kansa pada Laras. “iya.” Jawab Laras penuh keharuan.
Lalu 10 menit kemudian Sania datang menghampiri Laras dan Kansa. Karena Laras dan Kansa adalah teman bisnisnya. Sania tidak menyangka bahwa, teman bisnisnya itu adalah sahabat kecilnya dulu.
“emm, maaf saya agak terlambat.” Kata Sania yang belum menyadari bahwa yang di temuinya adalah kedua sahabatnya sendiri. “ oh iya, tidak papa silah...” belum selesai Laras mempersilahkan Sania duduk, Sania memotong perkataannya. “ Laras. Ini kamu?” kata Sania gembira. “Hah?! Kamu Sania? Kamu benar Sania.” Kata Laras senang. “Sania?! Ini aku Kansa. Masih ingat.” Kata Kansa sambil melihat ke arah Sania. “Ya ampun ini Kansa? Beda sekali wajahmu. Aku jadi pangling.” Kata Sania kagum.
Mereka tidak menyangka akan bersatu kembali. Memang jodoh itu tidak kemana. Setelah mereka melepas kerinduan. Mereka melanjutkan pembahasan tentang penciptaan roket tadi.
keren, mampir dong ke blog saya :)
ReplyDeletehttp://sepasangparkit.blogspot.com/