Saturday, 11 May 2013

Pengirim Rahasia

Sabtu pagi Zani di kejutkan dengan paket tanpa identitas di jendela kamarnya. Zani bingung. Bagaimana cara mengamankannya.  Zani mengira jika  itu adalah bom, seperti yang di tv – tv. Tapi ternyata, setelah di buka isinya boneka bear yang sangat lucu dan menggemaskan. Setelah di buka, Zani meletakannya di atas meja belajar.
            Zani hanya tinggal bersama kakaknya. Ayahnya sedang ada bisnis di luar negeri. Dan begitu juga dengan ibunya, yang sibuk akan kariernya di Tokyo.
            Zani berangkat ke sekolah. Ia bertemu Ciko, dan menanyakan soal paket misterius itu.  “ Cik, kamu yang ngirim paket ke rumah ku ya?” tanya Zani pada Ciko sahabatnya. “hah, paket? Paket apa? Engga.” Jawab Ciko yang duduk di sebelah Zani. Muka Ciko terlihat gugup. “kok aneh ya, emm kira – kira yang ngirim siapa ya?(melihat Ciko) kok gugup, ada apa?” heran Zani. “eh. Em. Ngga papa kok.” Jawab Ciko.
            Bel sekolah berbunyi. Kriingggg.. kriiinnggg.... “emm, Zan, aku duluan ya. Mau ada urusan” ucap Ciko sambil berlari. “eh, iya. Iya. (sambil melambaikan tangan) kok tumben yah, biasanya kalo pulang entar – entaran?” sambil berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan datang.
            Sampai di rumah tiba – tiba..... “loh, kok ada paket lagi?” Zani bingung sambil membuka paket itu. Paket itu kembali di temukan di jendela kamarnya. Zani membuka perlahan paket tersebut. Setelah di buka, ternyata isinya sebuah gantungan kunci berbentuk bintang, yang di dalamnya bisa di pasang satu pasang foto. “hah, gantungan kunci? Aneh – aneh aja sih isi paketnya.” Sambil meletakan gantungan itu di atas meja belajar, di dekat boneka bear.
            Karena Zani penasaran dengan siapa pengirim paket itu. Akhirnya Zani membuat taktik strategi. Semalam suntuk ia mengutak – atik otak nya. Ceklekkk... tiba – tiba pintu terbuka. Zani yang sedang duduk di kasur kesayangannya itu terkejut. Ternyata itu Cuma kakak Zani “Zani, kok belum tidur?” tanya kakak Zani. “eh, emmm.. Zani banyak pr kak. Tadi Zani lupa belum di kerjain. Hehehe..” Ucapnya, yang seolah- olah, tidak ada masalah. “ooh, ya udah. Mending di lanjut besok aja. Nanti bisa – bisa di sekolah ketiduran loh.” Perintah kakak Zani, sambil menutup pintu kamar Zani. Akhirnya Zani pun tidur. Zani berencana akan menjalankan aksinya, besok pagi.
            Kukuruyukkkk..... pukul lima pagi ayam tetangga sudah berkokok, dan jam beker Zani pun sudah berdering. Yang artinya, Zani mulai menjalankan aksinya. Zani menuju kamar mandi untuk mandi, dan setelah itu beraksi. Setelah mandi ia tidur lagi, tapi itu hanya pura – pura tidur.
            Pukul 5.45,  Zani mulai melihat seperti ada orang di balik jendelanya. Zani menutupi tubuhnya dengan selimutnya, dan mengintip dari dalam selimut tadi. Dan ternyata si Ciko yang berada di situ. Sepertinya Ciko sedang menaruh sesuatu.
            Dugaan Zani benar. Zani menduga bahwa Ciko pengirimnya. Karena setiap pagi ia selalu berangkat lebih awal dari Zani. Dan setiap pulang, dia juga pulang lebih awal dari Zani. Tapi Zani bingung, apa maksud Ciko mengirim paket tersebut. Zani akan menanyakannya nanti di sekolah.
            Saat di sekolah, Zani melihat Ciko sedang duduk sendiri di depan kelas. Dan Zani mendekatinya. “Ciko, kamu sendirian. Nungguin siapa ?”tanya Zani sambil duduk di sebelah Ciko. “ngga nungguin siapa – siapa kok.” Jawabnya santai.
            “kamu masih belum mau ngaku juga?” Tiba – tiba Zani tanya sambil berdiri di depan Ciko. “apa maksudnya?” kata Ciko penasaran. “kamu kan, yang mengirim paket ke rumah ku ?” tanya Zani dengan suara lirih. Ciko terlihat kebingungan untuk menjawab. Muka Ciko pucat pasi.
            Akhirnya Ciko mengakuinya. “emm. Iya. Aku yang mengirimnya.” Katanya sedikit ragu. “untuk apa kamu mengirim semua paket itu?” tanya Zani seperti detektif saja. “emm begini, aku mengirim semua itu untuk kenang – kenangan, biar kamu ngga lupa sama aku.” Jelas Ciko. “kenang – kenangan?” Zani tambah bingung. “iya, emm, seminggu lagi aku akan pindah ikut ayah ku, ke Singapura. Sebenernya aku ingin memberikan semua paket itu atas nama ku. Tetapi aku takut, kamu tidak mau menerimanya. Aku mohon kamu jangan marah ya.” Mohon Ciko pada Zani. “hah, kamu akan pindah ke Singapura?” kata Zani kaget. “iya. Emm, aku mohon kamu menyimpan semua paket yang aku berikan itu.” Pinta Ciko. “baiklah sobat, aku akan menyimpannya. Aku pasti kan sangat merindukan mu Ciko.” Kata Zani sedikit terharu.
            Seminggu berlalu. Hari ini, hari minggu, hari keberangkatan Ciko ke Singapura. Zani sengaja bangun pagi untuk bisa ikut mengantar Ciko, sampai depan rumahnya. “Ciko, hati – hati ya di jalan.” Sedikit mengeluarkan air matanya. “iya, pasti.” Jawab Ciko sambil mengangguk dan tersenyum.
             Satu tahun berlalu. Zani sudah sangat merindukan sahabatnya itu. Zani mempunyai ide untuk berkirim surat dengan Ciko. Zani berharap Ciko masih ingat dengannya.

No comments:

Post a Comment