Wednesday, 15 May 2013

Perjalanan Pensil Ajaib

            Pagi itu Nana sedang jalan – jalan pagi di sekitar taman rumahnya. Saat di depan pohon mangga Nana menemukan benda aneh. Dan ternyata benda itu adalah sebuah pensil. Diambilah oleh Nana.
            “pensil siapa ini?” gumamnya. Dibawalah pensil itu ke rumahnya. “sepertinya ini bukan pensil biasa?” sambil melihat bentuk pensil itu.
            Nana tidur lebih awal dari biasanya. Di tengah malam pensil itu hidup. Pensil itu bergerak dan bisa berbicara.
 Criiiingg.... “di mana aku ini?” tanya pensil itu pada dirinya sendiri. Pensil itu melihat ke arah Nana. “siapa dia?” sambil medekati Nana.
            Nana pun terbangun mendengar suara – suara itu. “khmm... huuaaam..” sambil menggeliat. “hei! Siapa kamu? Kenapa kamu ada di kamar ku.” Tanya Nana kaget. “aku juga tidak tahu. Kenapa aku bisa ada di sini.” Kata pensil ajaib itu.
“loo, kamu itukan pensil yang aku temuin tadi?” kata Nana bingung. “oo.. ternyata kamu yang membawaku kesini.” “kok pensil bisa ngomong?” Nana tambah bingung.
“Oiya kenalin nama ku Pena. Siapa namamu ?” tanya Pena pensil ajaib itu. Nana sedikit ragu untuk menjawab, “emmm.... na..nama ku Nana. Kalau boleh tau kamu berasal dari mana ?” .  “aku dari kota Hitam, yaitu kota sihir.” Jawab Pena lengkap. “Hah?! Kota sihir? Mana ada?” Nana semakin bingung. “iya, kota sihir..?” Pena meyakinkan Nana.
“Begini ceritanya....” Pena menceritakan semua tentang kota sihir dan pengalamannya untuk bisa sampai di pohon mangga itu.
“Awalnya aku hanya sebuah pensil biasa. Aku bisa menjadi seperti sekarang karena seorang pesulap muda, yang sedang mengadakan konser magic di Los Angeles. Dia menggunakan sebuah pensil yaitu aku, untuk bahan sulapnya. aku di sulap menjadi sebuah pensil ajaib.” Jelas pena, tentang dirinya. Ia melanjutkan ceritanya.
“Ketika konser itu selesai, si pesulap itu menaruh alat dan barang sulapnya di box hitamnya. Saat sedang di bereskan, aku jatuh dari meja karena tersenggol tangan si pesulap itu. Pesulap itu tidak menyadari, mengira barang bawaannya sudah masuk semua ke dalam box hitam itu.”
“Aku pun bingung, ada dimana aku sekarang. Aku sadar, ternyata aku bukan ada di kota hitam. Aku sedih sekali. Aku kesepian. Aku berjalan menjelajahi kota, negara bahkan benua. Karena kelelahan aku beristirahat di bawah pohon mangga. Dan akhirnya kamu menemukan ku.”
Sekarang Nana pun mengerti. “ooo... jadi kota Hitam (kota sihir) itu box hitam milik pesulap.” Pena menganggukan kepalanya sambil tersenyum. “lalu bagaimana aku mengembalikanmu? Los Angeles itu kan jauh sekali?” cemas Nana. “aku juga tidak tahu. Memang sekarang ini aku ada di mana?” Raut muka Pena berubah sedih. “sekarang kamu ada di Indonesia.” Jelas Nana, Pena semakin sedih. “aku tidak bisa pulang sendiri, aku kan tidak tahu jalan.” “emm, kalau kamu mau, kamu boleh kok tinggal di rumah ku dan menjadi temanku.” Ajak Nana.
Tanpa pikir panjang, Pena pun menyetujuinya. Akhirnya mereka menjadi teman baik.

No comments:

Post a Comment