Saturday, 11 May 2013

Chocolate Warehouse

Hari ini adalah hari terakhir UN siswa kelas IX se-Indonesia. Reva, Shin, dan Alsa, lega. Karena, hari yang mereka takutkan telah berakhir.
            Semua siswa kelas IX berhamburan keluar kelas, mereka pulang ke rumah masing – masing, ada juga yang mampir ke rumah teman untuk merayakan hari ini.
            Reva, Shin, dan Alsa menunggu jemputan, karena rumah mereka satu kompleks. Tin.. tin.. jemputan mereka datang. Mereka satu per satu naik ke mobil. “ huuuh, akhirnyaa.. selesai juga.” Ungkap Alsa. “ iya, sekian lama kita menunggu hari yang menakutkan ini. Akhirnya kita bisa melewatinya juga.” Sahut  Shin, sambil membuka tempat minumnya. “emm, kita kan udah selesai, gimana kalau kita rayain hari ini dengan berkunjung ke Cocholate Warehouse, yang baru di buka hari minngu kemaren ?” Saran Reva.
            Belum sempat Shin dan Alsa menjawab, mobil jemputan telah sampai di depan rumah Reva. Tin.. tin.. tanda bahwa telah sampai disalah satu rumah. “eh, aku udah sampe nih. Emm, jawabannya ntar kalian sms aja yaa.” Pinta Reva. “ oke. Daah.” Sapa Shin dan alsa.
            Akhirnya mereka sampai di rumah mereka masing – masing. Shin dan Alsa telah menjawab pertanyaan Reva tadi, melalui sms. Mereka setuju dengan tawaran Reva. Rencananya mereka akan ke Cocholate Warehouse, besok hari Sabtu.
            Hari yang mereka nantikan pun tiba. Mereka siap untuk berangkat ke Cocholate Warehouse. Mereka berangkat bersama kakak mereka masing – masing Yushi, Sasya, dan Echi. Mereka berangkat dengan mobil Kak Yushi, kakak Reva.
            Di perjalanan, mereka banyak bertemu toko – toko penjual cokelat. Yang artinya, sebentar lagi mereka akan sampai di Cocholate  Warehouse.
            Beberapa menit kemudian mereka sampai di Cocholate Warehouse. Cocholate Warehouse itu adalah semacam festival cokelat yang menetap, yang di adakan oleh seorang dosen tata boga di Universitas Succes, di Australia.
            Ini adalah pengalaman pertama mereka berkunjung kesini. Baru sampai pintu masuk, mereka sudah di sambut berbagai macam cokelat. Mereka bingung mau liat bagian yang mana dulu. Begitu masuk, mereka hanya melongo karena saking bagus dan uniknya.
            “ waaaah... bagus banget.” Perasaan takjub keluar dari mulut Alsa. “ iya yah... mulai dari mana dulu nih, sana, sana, atau sana ?” jawab Reva, sambil menunjuk bagian – bagian yang ada di Cocholate Warehouse. “ iihh, biasa aja kali, lebay deh.” Perintah Echi. “ yee, kita kan takjub. Emang ngga boleh ?” Elak Shin, sambil terus melihat – lihat. “ eh udah – udah, disini kita mau rekreasi, bukan berantem. Ngga malu apa berantem disini.” Lerai Yushi. Shin dan Sasya, dua saudara itu tergolong pendiam dan cuek. Mereka tidak mau ikut campur dengan urusan yang ngga penting itu.
            Pertama mereka mengunjungi tempat, dimana tempat itu, semua benda berasal dari cokelat. Mereka harus mengenakan jas khusus, sepatu bot khusus, dan sarung tangan, agar tetap steril. Suhu di ruangan itu juga sangaat dingin, menunjukan -5o C.
            Karena tema di ruangan tersebut “taman” mereka menemukan kursi taman, kupu-kupu, rumput, bunga, sampai pohon, yang semuanya terbuat dari cokelat.
            Beralih dari  ruangan pertama. Mereka berjumpa dengan berbagai macam lukisan dari cokelat. sebenernya bisa dimakan, tapi apa tega memakan lukisan seindah itu.
            Setelah mengunjungi beberapa ruangan. Akhirnya mereka bertemu ruangan yang dari tadi sedang di cari dan di tunggu. Yaitu, ruang dimana banyak sekali hasil olahan cokelat, dari berbagai negara di dunia. Dari mulai coklat swiss, coklat belanda, dan masih banyak lagi. Disana mereka boleh mencicipi semua coklat yang di pamerkan di ruangan tersebut. Di ruangan tersebut, cokelat juga di perjual belikan.
            Reva membeli coklat putih dari belanda dengan bentuk hewan, Shin membeli cokelat dari italia, dengan bentuk huruf. Di sana Shin mencoba sendiri, membuat cokelat nama tersebut. “ wah ternyata gampang – gampang susah ya, bikin cokelat nama ini.” Kata Shin, sambil menuangkan cokelat ke cetakannya.
            Sedangkan Alsa membeli cokelat swiss berbentuk bola – bola kecil, dan tokoh kartun kesukaannya. Alsa juga belajar langsung membuat cokelat. Hmm, dasar Alsa, di suruh bikin malahan cokelatnya di jilatin mulu.
            Setelah mereka puas dengan rekreasinya hari ini, mereka siap pulang ke rumah. Sampai di rumah mereka di sambut baik oleh keluarganya masing- masing. Mereka saling berbagi cerita dengan saudara dan teman – temannya di kompleks.

No comments:

Post a Comment